Kebakaran Hutan Landa Beit Shemesh, Israel: Ribuan Dievakuasi, Jalur Transportasi Lumpuh
![]() |
Salah satu titik kebaran di Israel. Sumber: Istimewa |
Arrahimedia.or.id - Kebakaran hutan hebat melanda wilayah Beit Shemesh, Israel, memaksa evakuasi ribuan warga dan melumpuhkan jalur transportasi utama.
Kebakaran ini dipicu oleh suhu ekstrem dan angin kencang yang mempercepat penyebaran api ke permukiman warga.
Upaya pemadaman besar-besaran melibatkan lebih dari 100 tim pemadam dan dukungan udara dari pesawat pemadam kebakaran.
Dilansir dari Inca Berita, pada Rabu, 23 April 2025, kebakaran hutan besar terjadi di dekat Moshav Tarum, wilayah Beit Shemesh, Israel.
Api dengan cepat menyebar ke kota-kota Eshtaol, Beit Meir, dan Mesilat Zion, memaksa evakuasi ribuan penduduk.
Polisi menutup Rute 38, jalur utama yang menghubungkan Israel tengah dengan Yerusalem, untuk mencegah risiko lebih lanjut.
Lebih dari 100 tim pemadam kebakaran dikerahkan, didukung oleh 11 pesawat pemadam, untuk mengendalikan api yang melahap sekitar 10.000 dunam atau setara dengan 2.500 hektar lahan.
Kebakaran ini juga menyebabkan penutupan Rute 44 dan Rute 6, serta penghentian layanan kereta api di beberapa stasiun, termasuk Ramla, Beit Shemesh, dan Kiryat Gat.
Otoritas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Israel menyatakan bahwa kebakaran berhasil dikendalikan setelah 20 jam upaya intensif.
Namun, beberapa titik api masih aktif, terutama di daerah perbukitan yang sulit dijangkau.
Tiga petugas pemadam kebakaran dan seorang polisi dilaporkan mengalami luka ringan selama operasi pemadaman.
Salah satu titik terdampak terparah adalah Cagar Alam Einot Gibton yang hangus terbakar setelah dua tahun dibuka kembali pascarestorasi selama satu dekade.
Sekitar 215 dunam lahan alami terbakar habis, merusak berbagai habitat hewan dan tumbuhan yang baru saja dipulihkan.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan kepanikan warga yang mengungsi di tengah kabut asap tebal di sekitar Kota Rehovot.
Kendaraan pribadi dan ambulans terlihat mengular di jalur evakuasi darurat, menambah suasana dramatis evakuasi massal.
Sebagian besar pengungsi kini ditampung di pusat-pusat evakuasi sementara yang didirikan di beberapa sekolah dan balai kota di wilayah terdekat.
Petugas medis juga dikerahkan untuk menangani kasus sesak napas dan luka ringan akibat paparan asap.
Kebakaran kali ini menjadi salah satu yang terbesar di Israel dalam lima tahun terakhir, menyisakan trauma bagi warga dan kerugian ekologis yang signifikan.
Otoritas setempat menyebut kondisi cuaca ekstrem menjadi faktor dominan dalam penyebaran api, yang diperparah oleh vegetasi kering pascamusim dingin.
Banyak warga menyuarakan kekhawatiran akan kurangnya langkah preventif yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menghadapi musim kering.
Laporan menyebutkan bahwa tidak ada sistem peringatan dini yang memadai di beberapa desa terdampak, membuat evakuasi berlangsung dalam kondisi terburu-buru.
Ahli lingkungan mendesak perlunya peningkatan anggaran mitigasi bencana, termasuk pembangunan zona hijau penahan api dan jalur evakuasi alternatif.
Situasi ini juga memperparah tensi publik terhadap pemerintah yang saat ini sedang disorot dunia akibat konflik yang sedang berlangsung di Gaza.
Banyak pihak menilai bahwa fokus pemerintah yang terpusat pada operasi militer mengabaikan penanganan bencana domestik seperti kebakaran hutan.
Sebagian warga mengungsi sambil membawa barang seadanya, dan mengaku belum mendapat kejelasan soal kapan bisa kembali ke rumah.
Sementara itu, para relawan dari berbagai kota seperti Modiin dan Tel Aviv turut bergabung membantu distribusi logistik bagi para pengungsi.
Kebakaran ini menyadarkan banyak pihak bahwa ancaman perubahan iklim kini bukan lagi hal jauh, melainkan nyata dan mengancam kehidupan sehari-hari.
Israel diperkirakan akan menghadapi musim panas lebih panjang dan panas dalam beberapa dekade ke depan menurut prediksi badan meteorologi setempat.***